Senin, 23 November 2009

Bahasa betawi dan fenomena budaya bahasa preman

Bahasa betawi atau dialek melayu jakarta atau melayu batavia (bew) adalah sebuah bahasa yang merupakan anak bahasa dari melayu. Mereka yang menggunakan bahasa yang dinamakan orang betawi. Bahasa ini hampir seusia dengan nama daerah tempat bahasa ini di kembangkan, yaitu Jakarta.


Bahasa betawi adalah bahasa kreol (Siregr, 2005) yang didasarkan pada bahasa melayu pasar ditambah dengan unsur unsur bahasa sunda, bahasa bali, bahasa jawa, bahasa dari cina selatan selatan (terutama bahasa Hokian), bahasa arab, serta bahasa dari eropa, terutama bahasa belanda dan bahasa portugis. Bahasa ini pada awalnya dipakai oleh kalangan masyarakat menengah kebawah pada masa masa awal perkembangan jakarta. Komunitas budak serta pedagang yang paling sering menggunakannya. Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan awal me-, penggunaan akhjiran -in (pengaruh bahasa Bali), serta peralihan bunyi /a / terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /&/ pada beberapa dialek lokal.

Bahasa betawi untuk kondisi saat ini adalah bahasa yang umumnya agak kasar yang condong mengacu pada bahasa preman atau dalam tanda kutip. Dalam kemajuan jaman sekarang ini dan peradaban yang semakin canggih, bahasa betawi masih layak di gunakan dalam berbahasa sehari hari, sabagai contoh adalah elu dan gue yang artinya adalah kamu dan saya, bahasa itu sudah umum di gunakan sehari hari oleh masyarakat kota tepatnya di jakarta, bahkan masyarakat kota yang moderen sekalipun.

Kebiasanlah yang mengakibatkan adat bahasa yang susah untuk di tinggalkan. bisanya bahasa elu gue di gunakan dalam pergaulan antar kamu sebaya saja, karena bahasa ini cenderung bahasa yang kasar bila di ucapkan kepada orang yang lebih tua, atau tidak sopan.

1 komentar: